TUGAS MID DAN PENGAMATAN LAPANGAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH PSIKOLINGUISTIK
DOSEN PENGAMPU : HARIYADI, M.PD.
Oleh
Eva
Sriyaningsih (311610102)
Kelas A Pagi
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(IKIP-PGRI)
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya.
Sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik yang diampu oleh
Hariyadi, M.Pd. membahas mengenai perbedaan perkembangan morfologis anak laki-laki
dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK).
Terimakasih penulis sampaikan
kepada dosen Hariyadi, M. Pd. selaku pengampu mata kuliah Psikolinguistik, yang telah memberikan bantuan kepada penulis, baik berupa rekomondasi materi maupun hal lainnya, dan terimakasih
kepada penulis lainnya yang bersedia membantu dengan segala upayanya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini
dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi mahasiswa program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang perbedaan perkembangan morfologis anak laki-laki dan
perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK). Penulis juga sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan pengoptimalan
pembuatan makalah selajutnya.
Pontianak,
Juni 2019
Penulis
![]() |
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C.
Tujuan Penulis........................................................................................ 2
D.
Manfaat Penulis ..................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A.
Pengertian Morfologi.............................................................................. 3
B.
Perbedaan Perkembangan
Morfologis Anak Laki-laki dan Perempuan. 8
C. Penguasaan
Kosakata Masa kanak-kanak.............................................. 9
D.
Faktor
Perbedaan Perkembangan Morfologis Anak Laki-laki dan
Perempuan............................................................................................. 10
Perempuan............................................................................................. 10
BAB III
PENUTUP.................................................................................................. 11
A.
Kesimpulan .......................................................................................... 11
B.
Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 12
![]() |
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penguasaan kosa kata dapat
memengaruhi keterampilan berbahasa seseorang dan juga dengan kemampuan
seseorang menggunakan dan mempelajari bahasa banyak dipengaruhi oleh kosa kata
yang dimilikinya. Pada dasarnya sejak lahir manusia telah terikat secara kodrat
untuk mempelajari bahasa pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu. Menurut
Subyakto dan Nababah (1992:124) Bahasa adalah segala bentuk komunikasi ketika
pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan supaya dapat menyampaikan arti
kepada orang lain. Bahwa tanpa komunikasi tidak dapat dilakukan dengan baik dan
interaksi sosial tidak akan pernah terjadi.
Tanpa bahasa siapa saja tidak akan
mampu mengekspresikan diri dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Bahasa
dapat berfungsi kepada seseorang apabila keterampilan berbahasa seseorang
meningkat. Keterampilan berbahasa seseorang meningkat apabila kuantitas dan
kualitasnya meningkat. Anak sejak lahir telah dilengkapi dengan seperangkat
peralatan yang memungkinkannya memperoleh suatu bahasa.
Para ahli berpedapat bahwa
kuantitas ragam kosakata bahasa yang dikuasai anak perempuan lebih besar dari
pada anak laki-laki.hal ini karena disebabkan karena adanya perbedaan antara
otak laki-laki dengan otak perempuan dalam hal bentuknya, yaitu hemisfir kiri
pada otak perempuan lebih tebal dari pada hemisfir kanan. Dalam perkembangannya
anak laki-laki lebih lambat dalam belajar jika dibandingkan dengan anak
perempuan. Selain itu, kalimat anak laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan
anak perempuan. Selama proses pengamatan terjun kelapangan langsung kelapangan
perempuan lebih dominan dalam hal berbicara dan berbahasa berbahasa. Anak
perempuan lebih dominan mengungkapkan perasaannya dibandingkan dengan
laki-laki.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK)
ditinjau dari penguasaan kosa kata
(kelas kata) masa kanak-kanak ?
2.
Faktor-faktor
apa sajakah yang menyebabkan perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki
dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) ?

3. Bagaimanakah
pengaruh dari perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan
usia 3-5 tahun (Paud/TK) ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pemerolehan bahasa anak usia 3-5 tahun pada tataran morfologi antara anak laki-laki
dan perempuan !
2.
Mendeskripsikan
faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan perkembangan morfologi anak
laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) !
3. Mengetahui
pengaruh dari perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan usia 3-5
tahun (Paud/TK) ?
D. Manfaat
Penulisan
1.
Memberikan pengetahuan keberagaman morfologi
anak laki-laki dan anak perempuan di usia 3-5 tahun (Paud/TK).
2.
Memberikan informasi dan pembekalan untuk strategi
dalam menindak lanjuti perkembangan anak laki-laki dan perempuan pada usia 3-5
tahun (Paud/TK) !
3.
Memahami dan membantu terwujudnya keberagaman yang kondusif anak laki-laki
dan anak perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) dengan lingkungannya sehari-hari !
![]() |
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian Morfologi
Beberapa konsep pokok dalam
penelitian ini antara lain meliputi: morfologi, psikolinguistik, dan perbedaan
pemerolehan bahasa antara laki-laki dan perempuan. Morfologi
adalah cabang linguistik
yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie yang berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Dalam kaitannya dengan
kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu,
perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata
yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam
morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam
morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.[1]
Namun yang akan menjadi penekanan
morfologi dalam penelitian ini hanya pada kelas kata.
Banyak ahli memberikan definisi psikolinguistik yang
berbeda-beda meskipun intinya sama. Aitchison (1998: 1) mendefinisikannya
sebagai suatu “studi tentang bahasa dan minda”. Harley (2001: 1) menyebutkan
sebagai “studi tentang proses-proses mental dalam pemakaian bahasa”. Sementara
itu, Clark dan Clark (1997: 4) menyatakan bahawa psikologi bahasa berkaitan
dengan tiga hal utama: komprehensi, produksi, dan pemerolehan bahasa. Dari
definisi-definisi ini dapatlah disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu
yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam
berbahasa.
Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik
utama: (a) komprehensi, yakni proses-proses mental yang dilalui oleh manusia
sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang
dimaksud, (b) produksi, yakni proses-proses mental pada diri kita yang membuat
kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan, (c) landasan biologis serta
neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa,
yakni bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.[2]
adalah pembelajaran. Pembelajaran
bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seseorang
kanak-kanak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan
pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Menurut Sigel dan Cocking
(2000:5) pemerolehan bahasa merupakan proses yang digunakan oleh anak-anak
untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat
memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan sederhana dari bahasa yang
bersangkutan. Pemerolehan bahasa umumnya berlangsung di lingkungan masyarakat
bahasa target dengan sifat alami dan informal serta lebih merujuk pada tuntutan
komunikasi.
B.
Perbedaan Perkembangan Morfologis
Anak Laki-laki dan Perempuan
Beberapa ahli berpendapat bahwa
perbedaan pemerolehan bahasa antara anaklaki-laki dan perempuan
disebabkan karena perbedaan komposisi otak. Menurut Chaerotak
perempuan lebih kaya akan neuron dibandingkan dengan otak laki-laki, jadi
semakin banyak jumlah neuron di suatu daerah, semakin
kuat fungsi otak di sana. Oleh karena itu,kesan cerewet yang ada pada
perempuan adalah bagian dari kemampuan verbal yangtinggi. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya jumlah neuron pada otak kiri perempuan.
Kuantitas ragam kosakata bahasa
Indonesia yang dikuasaianak perempuan lebih besar daripada anak laki-laki. Hal
ini disebabkan adanya perbedaanantara otak laki-laki dengan otak perempuan
dalam hal bentuknya, yakni, hemisfir kiri pada otak perempuan lebih tebal
daripada hemisfir kanan.
Hal
senada juga diungkapkan Santrock yang menjelaskan bahwa anak perempuan lebih
unggul dalam beberapa area verbal seperti kemampuan menemukan sinonim kata-kata
dan memori verbal sedangkan anak laki-laki melebihi anak perempuan dalam
kemampuan kuantitatif dan visual spasial.[3]
Pandangan tersebut cukup memperjelas hasil penelitian, bahwa anak perempuan
dalam berbahasa sedikit lebih baik dari anak laki-laki. Dibandingkan dengan
anak perempuan, dalam perkembangannya anak laki-laki lebih lambat dalam belajar
berbicara (Hurlock, 1997:209). Selain itu, kalimat anak laki-laki lebih pendek
dan kosakata yang diucapkan lebih sedikit daripada anak perempuan. Selama
proses penelitian anak perempuan lebih dominan dalam hal berbicara dan
berbahasa. Saat bermain pun anak perempuan lebih banyak mengungkapkan
perasaannya dibandingkan dengan anak laki-laki. Keadaan
yang seperti inilah yang menyebabkan kelas bahasa umumnya didominasi oleh
perempuan.
Dari penjelasan teori-teori tersebut dapat
dirumuskan sebuah dugaan bahwa dalam perkembangannya anak perempuan lebih mudah menguasai bahasa
dibandingkan dengan anak laki-laki. Termasuk dalam penguasaan kosakata,
kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia anak perempuan usia prasekolah lebih
banyak dari pada anak laki-laki.
C.
Penguasaan
Kosakata Masa kanak-kanak
Menurut pandangan behaviorisme,
kemampuan berbicara dan memahami sebuah bahasa oleh anak diperoleh melalui
rangsangan dari lingkungan luar.[4]
Jadi, dapat ditarik sebuah hubungan bahwa perkembangan kosakata anak juga
tergantung pada masukan-masukan yang diterima anak dari luar. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam kuantitas ragam kosakata bahasa
Indonesia pada setiap anak.
Menurut Elizabeth dalam bukunya
perkembangan anak, ia mengemukakan bahwa penguasaan kosakata anak terbagi
menjadi kosakata umun dan khusus.
Kosakata Umum
1.
Kata Benda (Nomina). Kata pertama yang digunakan oleh anak adalah kata benda,
umumnya yang bersuku kata satu yang diambil dari bunyi yang disenangi
Kata Kerja (Verba).
Setelah anak mempelajari kata benda yang cukup untuk menyebutkan nama orang dan
benda dalam lingkungan yang bersangkutan, mereka Anak yang sehat, lebih
cepat belajar berbicara ketimbang anak yang tidak sehat, karena motivasinya
lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan
anggota kelompok tersebut.
a)
Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi belajar
berbicara lebih cepat dan memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul
ketimbang anak yang tingkat kecerdasannya rendah.
b)
Keadaan Sosial Ekonomi
Anak dari kelompok yang keadaan ekonominya tinggi
lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih
banyak berbicara ketimbang anak dari kelompok yang keadaan ekonominya lebih
rendah. Penyebab utamanya adalah anak yang berasal dari ekonomi atas lebih
banyak didorong untuk berbicara dan lebih banyak didorong melakukannya.
c)
Jenis Kelamin
Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki
tertinggal dalam belajar berbicara. Pada setiap jenjang umur, kalimat anak
laki-laki lebih pendek dan kurang betul
tata bahasanya, kosakata yang diucapkan lebih sedikit, dan pengucapannya kurang
tepat ketimbang anak perempuan
d)
Keinginan Berkomunikasi
Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan
orang lain, semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara, dan semakin
bersedia menyisihkan waktu dan usaha maka seorang anak akan semakin cepat dalam
berbicara dan penguasaan kosakatanya.
e)
Dorongan
Semakin banyak anak disorong untuk berbicara akan
semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya.
f)
Ukuran Keluarga
Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya
belajar lebih awal dan lebih baik ketimbang anak dari keluarga besar, karena
orang tua dapat menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajar anaknya
berbicara.
g)
Urutan Kelahiran
Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul
ketimbang anak yang lahir kemudian. Hal ini karena orang tua dapat menyisihkan
waktunya lebih banyak untuk mendorong anak berbicara.
h)
Kelahiran Kembar
Anak yang lahir
kembar umumnya terlambat perkembangan bicaranya terutama karena mereka lebih
banyak bergaul dengan saudara kembarnya dan hanya memahami logat khusus yang
mereka miliki
i)
Hubungan Teman Sebaya
Semakin banyak
hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin besar keinginan mereka untuk
diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasi mereka
untuk belajar berbicara.
j)
Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
kemampuan bicaranya cenderung baik dibandingkan dengan anak tidak atau susah
menyesuaikan diri dengan lingkungan.[5]
D.
Faktor Penyebab Perbedaan
Perkembangan Morfologis Anak Laki-laki dan Perempuan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab
perbedaan perkembangan morfologis anak laki-laki da perempuan. Pada sisi jenis
kelamin, ditemukan perbedaan yang mencolok antara anak laki-laki dan perempuan.
Kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia yang dikuasai anak perempuan sebagian
besar menunjukkan angka yang lebih banyak daripada kuantitas ragam kosakata
bahasa Indonesia yang dikuasai anak laki-laki. Pandangan tersebut cukup
memperjelas hasil penelitian ini, bahwa anak perempuan dalam berbahasa sedikit
lebih baik dari anak laki-laki. Dibandingkan dengan anak perempuan, dalam
perkembangannya anak laki-laki lebih lambat dalam belajar berbicara (Hurlock,
1997:209). Selain itu, kalimat anak laki-laki lebih pendek dan kosakata yang
diucapkan lebih sedikit daripada anak perempuan. Selama proses penelitian anak
perempuan lebih dominan dalam hal berbicara dan berbahasa. Saat bermain pun
anak perempuan lebih banyak mengungkapkan perasaannya dibandingkan dengan anak
laki-laki.
Lingkungan keluarga juga berperan dalam
perkembangan bahasa anak. Pada penelitian ini, peneliti memanfaatkan data-data
yang ada di buku induk sekolah untuk dapat dijadikan gambaran mengenai kondisi
keluarga dari anak-anak yang diteliti. Berdasarkan data yang diperoleh
diketahui bahwa anak-anak yang kedua orangtuanya bekerja memiliki kosakata yang
tidak sebanyak anak-anak lain yang ibunya tidak bekerja. Oleh karena itu,
muncul sebuah dugaan bahwa orangtua khususnya ibu yang berbicara lebih sering
kepada anak-anaknya akan berpengaruh dalam jumlah kosakata yang dikuasai anak.
Hubungan Teman Sebaya juga berkaitan
erat dengan penguasaan kosakata seorang anak. Dari hasil penelitian anak anak
perempuan lebih akrab dengan teman perempuan yang lainnya. Hal ini berbeda
dengan anak laki-laki yang cenderung asik bermain sendiri dan tidak
mempedulikan teman di sekitarnya. Padahal kita tahu bahwa semakin banyak
hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin besar keinginan mereka untuk
diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasi mereka untuk
belajar berbicara.
Kepribadian, seorang anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
kemampuan bicaranya cenderung baik dibandingkan dengan anak tidak atau susah
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kepribadian inilah yang dimiliki oleh anak
perempuan, sehingga mereka lebih bisa menyesuaikan diri ketimbang anak
laki-laki yang cenderung sibuk dengan dirinya sendiri.
Kuantitas
Kosa Kata pada anak usia 3-5 tahun (Paud/TK)
Laki-laki
dan Perempuan
Nama
|
Kata Benda
|
Kata Sifat
|
Kata Kerja
|
Kata Keterangan
|
Kata Ganti
|
Kata Khusus
|
Erik Kusuma
|
5
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
Kevin Pratama
|
5
|
5
|
3
|
1
|
1
|
2
|
Aisyah Isra
Maulidia
|
7
|
7
|
4
|
1
|
2
|
2
|
Nadia Syafira
|
6
|
6
|
4
|
1
|
2
|
2
|
Dokumentasi Morfologi anak usia 3-5 Tahun (Paud/TK)
Pada Anak Laki-laki

Nama : Erik
Kusuma
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, tanggal lahir :Mempawah, 23 Maret 2014
Agama : Islam
Alamat : Jl. Melati
Usia : 5
Tahun
Paud/TK : TK Pertiwi Mempawah

Nama : Aisyah
Isra Maulidia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Segedong, 28 Maret 2014
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mawar
Usia : 5
Tahun
Paud/TK : TK Al- Falah

Nama : Nadia
Syafira
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Pontianak, 01 April 2014
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sujarwo
Usia : 5
Tahun
Paud/TK : TK Bhayangkari

Nama : Kevin
Pratama
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Sui Pinyuh, 14 Juli 2015
Agama : Islam
Alamat : Jl.
Chandramidi
Usia : 4
Tahun
Paud/TK : TK Negeri
Mempawah Hilir
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan terjun langsung kelapangan dengan cara berkunjung kebeberapa
desa dari berbagai macam daerah dan dari berbagai Paud/Tk yang ditemui. Pada
umumnya anak usia 3-5 tahun rata-rata banyak menguasai hampir seluruh kata benda,
kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata ganti, dan kata khusus. Kuantitas
ragam kosa kata bahasa indonesia dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, kondisi
lingkungan keluarga, hubungan antar temannya dan bawaan kepribadian
masing-masing anak.
B.
Saran
Berdasarkan hasil pengamatan, orang tua diharapkan dapat membangun hubungan
komunikasi yang baik dengan anaknya. Hal ini bertujuan untuk membantu
pertumbuhan kosa kata bagi anaknya agar lebih terampil dalam berbahasa. Harapan
bagi gurunya di Sekolah yaitu bisa membimbing dan membantu anak-anak dalam
berkosa kata yang baik dan benar yang masih minim sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Languange Acquisition. New
York: Oxford University Press.
Fajariani, Nur Lailul. 2018. Pengaruh Lingkungan Bahasa Dalam Pemerolehan
Bahasa Kedua. Universitas Jember.
Kholid A.Harras. 2009. Dasar-Dasar Psikolinguistik. Jakarta: UPI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar