Jumat, 22 November 2019

Psikolinguistik - Pengamatan Lapangan




TUGAS MID DAN PENGAMATAN LAPANGAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PSIKOLINGUISTIK
DOSEN PENGAMPU : HARIYADI, M.PD.
                  Oleh
                 Eva Sriyaningsih         (311610102)
                       Kelas A Pagi
                  Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Description: Description: D:\logo ikip.png
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (IKIP-PGRI)
PONTIANAK
2019





KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya. Sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik yang diampu oleh Hariyadi, M.Pd. membahas mengenai perbedaan perkembangan morfologis anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK).
Terimakasih penulis sampaikan kepada dosen Hariyadi, M. Pd. selaku pengampu mata kuliah Psikolinguistik, yang telah memberikan bantuan kepada penulis, baik berupa rekomondasi materi maupun hal lainnya, dan terimakasih kepada penulis lainnya yang bersedia membantu dengan segala upayanya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan perkembangan morfologis anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK). Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan pengoptimalan pembuatan makalah selajutnya.



Pontianak,   Juni 2019


Penulis

Text Box: ii
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulis........................................................................................ 2
D.    Manfaat Penulis ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A.    Pengertian Morfologi.............................................................................. 3
B.     Perbedaan Perkembangan Morfologis Anak Laki-laki dan Perempuan. 8         
C.      Penguasaan Kosakata Masa kanak-kanak.............................................. 9
D.      Faktor Perbedaan Perkembangan Morfologis Anak Laki-laki dan
      Perempuan............................................................................................. 10

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11
A.       Kesimpulan .......................................................................................... 11
B.       Saran..................................................................................................... 11  
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
Text Box: iii
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penguasaan kosa kata dapat memengaruhi keterampilan berbahasa seseorang dan juga dengan kemampuan seseorang menggunakan dan mempelajari bahasa banyak dipengaruhi oleh kosa kata yang dimilikinya. Pada dasarnya sejak lahir manusia telah terikat secara kodrat untuk mempelajari bahasa pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu. Menurut Subyakto dan Nababah (1992:124) Bahasa adalah segala bentuk komunikasi ketika pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan supaya dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Bahwa tanpa komunikasi tidak dapat dilakukan dengan baik dan interaksi sosial tidak akan pernah terjadi.
Tanpa bahasa siapa saja tidak akan mampu mengekspresikan diri dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Bahasa dapat berfungsi kepada seseorang apabila keterampilan berbahasa seseorang meningkat. Keterampilan berbahasa seseorang meningkat apabila kuantitas dan kualitasnya meningkat. Anak sejak lahir telah dilengkapi dengan seperangkat peralatan yang memungkinkannya memperoleh suatu bahasa.
Para ahli berpedapat bahwa kuantitas ragam kosakata bahasa yang dikuasai anak perempuan lebih besar dari pada anak laki-laki.hal ini karena disebabkan karena adanya perbedaan antara otak laki-laki dengan otak perempuan dalam hal bentuknya, yaitu hemisfir kiri pada otak perempuan lebih tebal dari pada hemisfir kanan. Dalam perkembangannya anak laki-laki lebih lambat dalam belajar jika dibandingkan dengan anak perempuan. Selain itu, kalimat anak laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan anak perempuan. Selama proses pengamatan terjun kelapangan langsung kelapangan perempuan lebih dominan dalam hal berbicara dan berbahasa berbahasa. Anak perempuan lebih dominan mengungkapkan perasaannya dibandingkan dengan laki-laki.
B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) ditinjau dari  penguasaan kosa kata (kelas kata) masa kanak-kanak ?
2.    Text Box: 1Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) ?
3.    Bagaimanakah pengaruh dari perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) ?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui pemerolehan bahasa anak usia 3-5 tahun pada tataran morfologi antara anak laki-laki dan perempuan !
2.    Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) !
3.    Mengetahui pengaruh dari perbedaan perkembangan morfologi anak laki-laki dan perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) ?

D.    Manfaat Penulisan
1.    Memberikan pengetahuan keberagaman morfologi anak laki-laki dan anak perempuan di usia 3-5 tahun (Paud/TK).
2.    Memberikan informasi dan pembekalan untuk strategi dalam menindak lanjuti perkembangan anak laki-laki dan perempuan pada usia 3-5 tahun (Paud/TK) !
3.    Memahami dan membantu terwujudnya keberagaman yang kondusif anak laki-laki dan anak perempuan usia 3-5 tahun (Paud/TK) dengan lingkungannya sehari-hari !

Text Box: 2
 

BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Morfologi
Beberapa konsep pokok dalam penelitian ini antara lain meliputi: morfologi, psikolinguistik, dan perbedaan pemerolehan bahasa antara laki-laki dan perempuan. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Kata Morfologi berasal dari kata morphologie  yang berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.[1] Namun yang akan menjadi penekanan  morfologi dalam penelitian ini hanya pada kelas kata.
Banyak ahli memberikan definisi psikolinguistik yang berbeda-beda meskipun intinya sama. Aitchison (1998: 1) mendefinisikannya sebagai suatu “studi tentang bahasa dan minda”. Harley (2001: 1) menyebutkan sebagai “studi tentang proses-proses mental dalam pemakaian bahasa”. Sementara itu, Clark dan Clark (1997: 4) menyatakan bahawa psikologi bahasa berkaitan dengan tiga hal utama: komprehensi, produksi, dan pemerolehan bahasa. Dari definisi-definisi ini dapatlah disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam berbahasa.
Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama: (a) komprehensi, yakni proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud, (b) produksi, yakni proses-proses mental pada diri kita yang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan, (c) landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa, yakni bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.[2]
adalah pembelajaran. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seseorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Menurut Sigel dan Cocking (2000:5) pemerolehan bahasa merupakan proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan sederhana dari bahasa yang bersangkutan. Pemerolehan bahasa umumnya berlangsung di lingkungan masyarakat bahasa target dengan sifat alami dan informal serta lebih merujuk pada tuntutan komunikasi. 
B.            Perbedaan Perkembangan Morfologis Anak Laki-laki dan Perempuan
          Beberapa ahli berpendapat bahwa perbedaan pemerolehan bahasa antara anaklaki-laki dan perempuan disebabkan karena perbedaan komposisi otak. Menurut Chaerotak perempuan lebih kaya akan neuron dibandingkan dengan otak laki-laki, jadi semakin banyak jumlah neuron di suatu daerah, semakin kuat fungsi otak di sana. Oleh karena itu,kesan cerewet yang ada pada perempuan adalah bagian dari kemampuan verbal yangtinggi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah neuron pada otak kiri perempuan.
          Kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia yang dikuasaianak perempuan lebih besar daripada anak laki-laki. Hal ini disebabkan adanya perbedaanantara otak laki-laki dengan otak perempuan dalam hal bentuknya, yakni, hemisfir kiri pada otak perempuan lebih tebal daripada hemisfir kanan.
      Hal senada juga diungkapkan Santrock yang menjelaskan bahwa anak perempuan lebih unggul dalam beberapa area verbal seperti kemampuan menemukan sinonim kata-kata dan memori verbal sedangkan anak laki-laki melebihi anak perempuan dalam kemampuan kuantitatif dan visual spasial.[3] Pandangan tersebut cukup memperjelas hasil penelitian, bahwa anak perempuan dalam berbahasa sedikit lebih baik dari anak laki-laki. Dibandingkan dengan anak perempuan, dalam perkembangannya anak laki-laki lebih lambat dalam belajar berbicara (Hurlock, 1997:209). Selain itu, kalimat anak laki-laki lebih pendek dan kosakata yang diucapkan lebih sedikit daripada anak perempuan. Selama proses penelitian anak perempuan lebih dominan dalam hal berbicara dan berbahasa. Saat bermain pun anak perempuan lebih banyak mengungkapkan perasaannya dibandingkan dengan anak laki-laki. Keadaan yang seperti inilah yang menyebabkan kelas bahasa umumnya didominasi oleh perempuan.
Dari penjelasan teori-teori tersebut dapat dirumuskan sebuah dugaan bahwa dalam perkembangannya  anak perempuan lebih mudah menguasai bahasa dibandingkan dengan anak laki-laki. Termasuk dalam penguasaan kosakata, kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia anak perempuan usia prasekolah lebih banyak dari pada anak laki-laki.
                            
C.         Penguasaan Kosakata Masa kanak-kanak
Menurut pandangan behaviorisme, kemampuan berbicara dan memahami sebuah bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungan luar.[4] Jadi, dapat ditarik sebuah hubungan bahwa perkembangan kosakata anak juga tergantung pada masukan-masukan yang diterima anak dari luar. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia pada setiap anak.
Menurut Elizabeth dalam bukunya perkembangan anak, ia mengemukakan bahwa penguasaan kosakata anak terbagi menjadi kosakata umun dan khusus.
Kosakata Umum
1.         Kata Benda (Nomina). Kata pertama yang digunakan oleh anak adalah kata benda, umumnya yang bersuku kata satu yang diambil dari bunyi yang disenangi
Kata Kerja (Verba). Setelah anak mempelajari kata benda yang cukup untuk menyebutkan nama orang dan benda dalam lingkungan yang bersangkutan, mereka Anak yang sehat, lebih cepat belajar berbicara ketimbang anak yang tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.
a)         Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi belajar berbicara lebih cepat dan memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul ketimbang anak yang tingkat kecerdasannya rendah.
b)         Keadaan Sosial Ekonomi
Anak dari kelompok yang keadaan ekonominya tinggi lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih banyak berbicara ketimbang anak dari kelompok yang keadaan ekonominya lebih rendah. Penyebab utamanya adalah anak yang berasal dari ekonomi atas lebih banyak didorong untuk berbicara dan lebih banyak didorong melakukannya.
c)         Jenis Kelamin
Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki tertinggal dalam belajar berbicara. Pada setiap jenjang umur, kalimat anak laki-laki lebih pendek dan kurang  betul tata bahasanya, kosakata yang diucapkan lebih sedikit, dan pengucapannya kurang tepat ketimbang anak perempuan
d)        Keinginan Berkomunikasi
Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain, semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan usaha maka seorang anak akan semakin cepat dalam berbicara dan penguasaan kosakatanya.
e)         Dorongan
Semakin banyak anak disorong untuk berbicara akan semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya.
f)          Ukuran Keluarga
Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya belajar lebih awal dan lebih baik ketimbang anak dari keluarga besar, karena orang tua dapat menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajar anaknya berbicara.
g)         Urutan Kelahiran
Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul ketimbang anak yang lahir kemudian. Hal ini karena orang tua dapat menyisihkan waktunya lebih banyak untuk mendorong anak berbicara.
h)         Kelahiran Kembar
Anak yang lahir kembar umumnya terlambat perkembangan bicaranya terutama karena mereka lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya dan hanya memahami logat khusus yang mereka miliki
i)           Hubungan Teman Sebaya
Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar berbicara.
j)           Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik kemampuan bicaranya cenderung baik dibandingkan dengan anak tidak atau susah menyesuaikan diri dengan lingkungan.[5]

D.  Faktor Penyebab Perbedaan Perkembangan Morfologis Anak Laki-laki dan Perempuan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan perkembangan morfologis anak laki-laki da perempuan. Pada sisi jenis kelamin, ditemukan perbedaan yang mencolok antara anak laki-laki dan perempuan. Kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia yang dikuasai anak perempuan sebagian besar menunjukkan angka yang lebih banyak daripada kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia yang dikuasai anak laki-laki. Pandangan tersebut cukup memperjelas hasil penelitian ini, bahwa anak perempuan dalam berbahasa sedikit lebih baik dari anak laki-laki. Dibandingkan dengan anak perempuan, dalam perkembangannya anak laki-laki lebih lambat dalam belajar berbicara (Hurlock, 1997:209). Selain itu, kalimat anak laki-laki lebih pendek dan kosakata yang diucapkan lebih sedikit daripada anak perempuan. Selama proses penelitian anak perempuan lebih dominan dalam hal berbicara dan berbahasa. Saat bermain pun anak perempuan lebih banyak mengungkapkan perasaannya dibandingkan dengan anak laki-laki. 
Lingkungan keluarga juga berperan dalam perkembangan bahasa anak. Pada penelitian ini, peneliti memanfaatkan data-data yang ada di buku induk sekolah untuk dapat dijadikan gambaran mengenai kondisi keluarga dari anak-anak yang diteliti. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa anak-anak yang kedua orangtuanya bekerja memiliki kosakata yang tidak sebanyak anak-anak lain yang ibunya tidak bekerja. Oleh karena itu, muncul sebuah dugaan bahwa orangtua khususnya ibu yang berbicara lebih sering kepada anak-anaknya akan berpengaruh dalam jumlah kosakata yang dikuasai anak.
Hubungan Teman Sebaya juga berkaitan erat dengan penguasaan kosakata seorang anak. Dari hasil penelitian anak anak perempuan lebih akrab dengan teman perempuan yang lainnya. Hal ini berbeda dengan anak laki-laki yang cenderung asik bermain sendiri dan tidak mempedulikan teman di sekitarnya. Padahal kita tahu bahwa semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar berbicara.
Kepribadian, seorang  anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik kemampuan bicaranya cenderung baik dibandingkan dengan anak tidak atau susah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kepribadian inilah yang dimiliki oleh anak perempuan, sehingga mereka lebih bisa menyesuaikan diri ketimbang anak laki-laki yang cenderung sibuk dengan dirinya sendiri.
Kuantitas Kosa Kata pada anak usia 3-5 tahun (Paud/TK)
Laki-laki dan Perempuan
Nama
Kata Benda
Kata Sifat
Kata Kerja
Kata Keterangan
Kata Ganti
Kata Khusus
Erik Kusuma
5
4
2
1
2
2
Kevin Pratama
5
5
3
1
1
2
Aisyah Isra Maulidia
7
7
4
1
2
2
Nadia Syafira
6
6
4
1
2
2


Dokumentasi Morfologi anak usia 3-5 Tahun (Paud/TK)
Pada Anak Laki-laki
Description: C:\Users\User\Downloads\gambar cwo.jpeg
Nama                                    : Erik Kusuma
Jenis Kelamin                    : Laki-Laki
Tempat, tanggal lahir     :Mempawah, 23 Maret 2014
Agama                                  : Islam
Alamat                                 : Jl. Melati
Usia                                       : 5 Tahun
Paud/TK                               : TK Pertiwi Mempawah

Description: C:\Users\User\Downloads\gambar cowok cewek.jpeg

Nama                                    : Aisyah Isra Maulidia
Jenis Kelamin                    : Perempuan    
Tempat, tanggal lahir     : Segedong, 28 Maret 2014
Agama                                  : Islam
Alamat                                 : Jl. Mawar
Usia                                       : 5 Tahun
Paud/TK                               : TK Al- Falah



Description: C:\Users\User\Downloads\cewek cewek.jpeg
Nama                                    : Nadia Syafira
Jenis Kelamin                    : Perempuan
Tempat, tanggal lahir     : Pontianak, 01 April 2014
Agama                                  : Islam
Alamat                                 : Jl. Sujarwo
Usia                                       : 5 Tahun
Paud/TK                               : TK Bhayangkari

Description: C:\Users\User\Downloads\gambar 1 cwok2 dua.jpeg
Nama                                    : Kevin Pratama
Jenis Kelamin                    : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir     : Sui Pinyuh, 14 Juli 2015
Agama                                  : Islam
Alamat                                 : Jl. Chandramidi
Usia                                       : 4 Tahun
Paud/TK                               : TK Negeri Mempawah Hilir


BAB III
            PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan terjun langsung kelapangan dengan cara berkunjung kebeberapa desa dari berbagai macam daerah dan dari berbagai Paud/Tk yang ditemui. Pada umumnya anak usia 3-5 tahun rata-rata banyak menguasai hampir seluruh kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata ganti, dan kata khusus. Kuantitas ragam kosa kata bahasa indonesia dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, kondisi lingkungan keluarga, hubungan antar temannya dan bawaan kepribadian masing-masing anak.
                                                                                                   
B.     Saran

Berdasarkan hasil pengamatan, orang tua diharapkan dapat membangun hubungan komunikasi yang baik dengan anaknya. Hal ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan kosa kata bagi anaknya agar lebih terampil dalam berbahasa. Harapan bagi gurunya di Sekolah yaitu bisa membimbing dan membantu anak-anak dalam berkosa kata yang baik dan benar yang masih minim sekali.




DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Languange Acquisition. New York: Oxford University Press.

Fajariani, Nur Lailul. 2018. Pengaruh Lingkungan Bahasa Dalam Pemerolehan Bahasa Kedua. Universitas Jember.

Kholid A.Harras. 2009. Dasar-Dasar Psikolinguistik. Jakarta: UPI Press.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar