FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI BAHASA
KEDUA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH PSIKOLINGUISTIK
DOSEN PENGAMPU : HARIYADI, M.PD.
TUGAS KELOMPOK V
Oleh
Damai
Lestari (311610176)
Dewi
Wati (311610120)
Eva
Sriyaningsih (311610102)
Ilham
Dwi Saputra (311610161)
Triska
Sari (311610137)
Yohanes
Ayus (311610021)
(LOGO)
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(IKIP-PGRI)
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan berkat dan
rahmat-Nya.
Sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik yang diampu oleh
Hariyadi, M.Pd. membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa kedua.
Terimakasih penulis sampaikan kepada dosen Hariyadi, M. Pd. selaku pengampu mata kuliah
Psikolinguistik, yang telah memberikan bantuan
kepada penulis, baik berupa rekomondasi materi maupun hal lainnya, dan
terimakasih kepada penulis lainnya yang bersedia membantu dengan segala
upayanya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi
mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, agar dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan
bahasa kedua (internal dan eksternal). Penulis juga sangat
mengharapan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan pengoptimalan
pembuatan makalah selajutnya.
Pontianak, Mei
2019
Tim Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.
Latar Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C.
Tujuan Penulis.......................................................................................... 2
D.
Manfaat Penulis ...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A.
Pengertian Pemerolehan Bahasa Kedua................................................... 3
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bahasa
kedua .................................. 3
1)
Faktor Internal................................................................................... 3
2)
Faktor Eksternal................................................................................. 9
BAB III
PENUTUP.................................................................................................. 12
A.
Kesimpulan ............................................................................................ 12
B.
Saran....................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemerolehan bahasa
kedua terdapat faktor dan strategi dalam pemerolehan dan penguasaannya. Kita
dapat mengetahui bagaimana pemerolehan bahasa kedua dipelajari oleh seseorang
dengan mengkaji lebih mendalam, bagaimana proses pemerolehan bahasa kedua
tersebut, dengan demikian kita dapat mengerti lebih mendalam mengenai
pemerolehan bahasa kedua sehingga memberikan penjelasan yang dibutuhkan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa kedua.
Menurut Abdul Chaer pemerolehan bahasa kedua adalah rentang bertahap yang
dimulai dari menguasai bahasa pertama (B1) ditambaha sedikit mengetahui bahasa
kedua (B2), lalu penguasaan B2 meningkat secara bertahap, sampai akhirnya penguasaan
B2 sama baiknya dengan B1.
Pemikiran
para ahli tentang teori belajar bahasa ini begitu variatif dan menarik. Ditinjau
dari segi pemakaian bahasa baik siswa ataupun masyarakat, maka ditemukan
beberapa faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada aktivias
pembelajaran bahasa kedua.
Pada proses ini sang anak tanpa sadar bahwa dia mempelajari
bahasanya. Setelah menguasai bahasa pertama seseorang dalam proses selanjutnya
pasti memerlukan komunikasi yang lebih luas, kedunia luar dan guna
mengembangkan kehidupannya. Oleh karena itu seseorang akan berusaha untuk
berlajar bahasa kedua. Bahasa kedua di peroleh dipelajari dengan sadar, sedangkan
pemerolehan bahasa pertama diperoleh sang anak tanpa sadar dari kesehariannya
bersama keluarganya. Pemerolehan keduan lebih kepada proses pemahaman bahasa
belajar secara sadar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian dari pemerolehan bahasa kedua?
2. Apakah
faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahsa kedua (internal dan
eksternal)
C. Tujuan
Penulisan
1.
Memberikan
pengetahuan pemerolehan bahasa kedua
2.
Mendeskripsikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua.
D. Manfaat
Penulisan
Adapun
manfaat dari makalah ini yaitu:
1.
Mendapatkan mengetahui pengertian faktor eksternal
bahasa kedua.
2.
Mengetahui pengertian faktor internal bahasa kedua.
3.
Memahami berbagai faktor yang mempengaruhi pemerolehan
bahasa kedua.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pemerolehan Bahasa Kedua
Pemerolehan
bahasa kedua menurut (Abdul Chaer. 2009:167) adalah proses yang berlangsung di
dalam otak seseorang kanak-kanak ketika memperoleh bahasa pertamanya atau
bahasa ibunya.
Sedangkan menurut Henry Guntur
Tarigan (1988:125-126) pemerolehan bahasa kedua diartikan dengan mengajar dan belajar bahasa asing
dan atau bahasa kedua lainnya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa
Kedua
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.
Faktor-faktor internal meliputi:
a.
Faktor Motivasi
Dalam pembelajaran bahasa kedua menyatakan bahwa orang yang didalam dirinya
ada keinginan, dorongan, atau tujuan yang ingin dicapai dalam belajar bahasa
kedua cenderung akan lebih berhasil dibanding dengan orang yang belajar tanpa
dilandasi oleh suatu dorongan, tujuan dan motivasi itu. Menurut Gardner (1972: 132) adalah bahwa motivasi
integratif mempunyai pengaruh yang besar dalam pemerolehan bahasa. Semakin
tinggi kadar motivasi integratif seseorang, semakin baik pula penguasaan bahasa
asingnya. Selain itu, siswa dengan motivasi integratif menunjukkan penguasaan
bahasa yang lebih baik dibandingkan dengan yang bermotivasi instrumental.
Dalam kaitannya dalam pembelajaran bahasa kedua, yaitu:
1)
Fungsi Integratif
Menurut Gardner (1972: 132) Motivasi berfungsi integrative kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk
mempelajari suatu bahasa karena adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan
masyarakat penutur bahasa itu atau menjadi anggota masyarakat bahasa penutur.
2)
Fungsi Instrumental
Menurut Gardner (1972: 132) Motivasi berfungsi instrumental adalah kalau motivasi itu mendorong
seseorang untuk memiliki kemauan untuk mempelajari bahas kedua itu karena
tujuan yang bermanfaat atau karena dorongan ingin memperoleh suatu
pekerjaan atau mobilitas sosial atas
masyarakat tersebut.
b.
Faktor Usia
Ada anggapan umum dalam pembelajaran bahasa kedua bahwa anak-anak lebih
baik dan lebih berhasil dalam pembelajaran bahasa kedua dibanding dengan orang
dewasa. Menurut Bambang Djunaidi, 1990 mengatakan bahwa anak-anak tampaknya lebih mudah dalam memperoleh bahasa baru, sedangkan
orang dewasa tampaknya mendapat kesulitan dalam memperoleh tingakat kemahiran
bahasa kedua. Anggapan ini telah mengarahkan adanya hipotesis mengenai usia
kritis atau periode kritis untuk belajar bahasa kedua. Namun, hasil penelitan mengenai faktor usia dalam pembelajaran bahasa kedua
menunjukkan hal berikut.
1)
Dalam hal
urutan pemerolehan tampaknya faktor usia tidak terlalu berperan sebab urutan
pemerolehan oleh anak-anak dan orang dewasa sama saja.
2)
Dalam hal
kecepatan dan keberhasilan belajar bahasa kedua, dapat disimpulkan:
a) Anak-anak lebih berhasil daripada orang dewasa dalam pemerolehan sistem fonologi atau pelafalan, bahkan banyak diantara mereka yang mencapai
pelafalan seperti penutur asli.
b)
Orang dewasa
tampaknya maju lebih cepat daripada kanak-kanak dalam bidang morfologi dan
sintaksis, paling tidak pada pemulaan masa belajar
c) Kanak-kanak lebih berhasil daripada orang dewasa, tetapi tidak selalu lebih
cepat.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan
bahwa faktor umur yang tidak dipisahkan dari faktor lain adalah faktor yang
berpengaruh dalam pembelajaran bahasa kedua. Perbedaan umur mempengaruhi
kecepatan dan keberhasilan belajar bahasa kedua pada aspek fonologi, morfologi
dan sintaksis tetapi tidak berpengaruh dalam pemerolehan urutannya.
c.
Faktor Penyajian Formal
Pembelajaran atau penyajian bahasa secara formal tentu memiliki pengaruh
terhadap kecepatan dan kebehasilan dalam memperoleh bahasa kedua karena disebabkan beberapa faktor dan variabel yang
disediakan dengan sengaja. Demikian juga keadaan lingkungan pembelajaran bahasa
kedua secara formal, di dalam kelas, sangat berbeda dengan lingkungan
pembelajaran bahasa kedua secara alamiah.
Steiberg (1979: 166) menyebutkan karekteristik lingkungan pembelajaran bahasa di kelas
sebagai berikut:
a)
Lingkungan
pembelajaran bahasa di kelas sangat diwarnai oleh faktor psikolog social kelas
yang mellliputi penyesuaian, disiplin, dan prosedur yang digunakan.
b)
Di lingkungan kelas dilakukan praseleksi terhadap data linguistic, yang
dilakukan guru berdasarkan kurikulum yang digunakan.
c)
Di lingkungan kelas disajikan kaidah-kaidah gramatikal secara eksplisit untuk
menungkatkan kualitas berbahasa siswa yang tidak dijumpai di lingkungan
alamiah.
d)
Di
lingkungan kelas sering disajikan data dan situasi bhasa yang artifisial
(buatan), tidak seperti dalam lingkungan alamiah.
e)
Di
lingkungan kelas disediakan alat-alat pengajaran seperti buku teks, buku penunjang, papan tulis, tugas-tugas yang harus
diselesaikan, dan sebagainya.
Dengan kelima karakter
lingkungan seperti di atas dapat disimpulakan bahwa lingkungan kelas merupakan
lingkunagan yang memfokuskan pada kesadaran dalam memperolehh kaidah-kaiadah
dan bentuk bahasa yag dipelajari. Namun, pembelajaran bahasa kedua secara formal kurang berpotensi untuk menghasilakan penutur-penutur
yang mampu berkomunikasi secara alamiah seperti penutur aslinya. Dengan kondisi lingkungan kelas yang khas dalam pembelajaran bahasa kedua,
maka tentunya ada pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa kedua.
1)
Pengaruh
Terhadap Kompetensi
Penguasaan kompetensi ini sangat dipengaruhi oleh peran yang dimainkan
pembelajar dalam lingkungan formal pembelajar itu. Dalam hal ini Dukly dkk.
(1982: 20) membedakan peran pembelajar menjadi tiga macam, yaitu komunikasi satu arah (one-way
communication), komunikasi dua arah (restricted
two-way communication), dan komunikasi dua arah penuh (full two-way communication). Maka, pembelajar cenderung menggunakan
komunikasi satu arah tidak memberi kesempatan kepada pembelajar untuk merespon
yang disampaikan guru dalam bahasa yang dipelajari. Pembelajaran yang
menggunakan komunikasi dua arah yang terbatas memberi kesempatan kepada
pembelajar untuk merespons tetapi bukan dalam bahasa yang dipelajari. Sedangkan
model pembelajaran dua arah penuh memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya
kepada pembelajar untuk menggunakan bahasa yang dipelajari dalam proses
pembelajaran.
2)
Pengaruh Terhadap Kualitas Performansi
Performansi merupakan realisasi kompetensi kebahasaan yang dimiliki
seseorang (Ellis, 1986: 5-6). Pembelajaran bahasa formal di dalam kelas dapat
menjamin kualitas input yang diteria pembelajar (Ellis, 1986:231). input yang diterima berkualitas tinggi,
maka menurut satu hipotetis, keluaran (performansi) yang dihasilkan juga
mempunyai kualitas yang tinggi, meskipun diakuanya adanya variasi individual.
3)
Pengaruh
Terhadap Urutan Pemerolehan
Urutan pemerolehan yang dimaksud disini, adalah pemerolehan morfem
gramatikal. Menurut beberapa pakar, seperti Ellis (1986:231), mengatakan bahwa urutan pemerolehan morfem
gramatikal pembelajaran yang mendapat pembelajaran secara formal tidak berbeda dengan mereka yang belajar secara alamiah (naturalistik). Namun, hasil penelitian mengenai pengaruh pembelajaran
bahasa secara formal terhadap urutan pemerolehan ini menunjukkan kesimpulan
yang berbeda.
Kecepatan pemerolehan adalah kecepatan menangkap masukan dan menjadikan
masukan itu sebagai bendaharaan kebahasaannya. Kecepatan pemerolehan ini
sebenarnya bersifat relatif, dan banyak tergantung pada faktor yang lain
seperti intelegensi, sikap, bakat, motivasi, dan faktor internal lainnya. Pengaruh pembelajaran bahasa kedua secara formal di kelas tampak pada
kecepatan dalam menguasai kaidah-kaidah dan bentuk- bentuk kebahasaan. Meskipun
penguasaan seperangkat kaidah kebahasaan tidak mempengaruhi proses
performansinya, tetapi penguasaan ini dapat berfungsi sebagai penyaring
kebahasaan yang diproduksinya itu.
d.
Faktor Bahasa Pertama
Para pakar pembelajaran bahasa kedua pada umumnyapercaya bahwa bahasa
pertama mempunyai pengaruh terhadap proses penguasaan bahasa kedua pembelajar
(Ellis, 1986: 19). Sedangkan bahasa pertama ini telah lama dianggap
menjadi penggagu di dalam proses pembelajaran bahasa kedua. Hal ini karena
biasanya terjadi seorang pembelajar secara tidak sadar atau tidak melakukan
transfer unsur-unsur bahasa pertamanya ketika menggunakan bahasa kedua (Dulay,
dkk., 1982:96). Akibatnya terjadilah yang disebut interfensi, ahli kode, campur
kode, atau juga kekhilafan (error). Dapatkah gangguan bahasa pertama dalam
proses pembelajaran bahasa kedua dihilangkan, atau paling tidak dikurangi
seminimal mungkin? Berdasarkan beberapa teori atau hipotesis tertentu
barangkali hal ini dapat dijelaskan.
1)
Menurut
teori stimulus-respon yang dikemukakan oleh kaum beavorisme, bahasa adalah
hasil stimulus-respon. Maka apabila seseorang ingin memperbanyak
pengujaran ujaran, dia harus memperbanyak penerimaan stimulus. Oleh karana itu,
pengaruh lingkungan sebagai sumber datanganya stimulus menjadi sangat
dominan dan sangat penting dalam membantu proses pembelajaran bahasa kedua.
Selain itu, kaum beahvorisme juga berpendapat bahwa proses pemelorehan bahasa
adalah proses pembiasaan. Itulah sebabnya, semakin orang pembelajar terbiasa
merespon stimulus yang dating padanya, semakin memperbesar kemungkinan
aktivitas pemerolehan bahasanya (Abdul hamid, 1987: 14-15).
2)
Jadi,
pengaruh bahasa pertama dalam bentuk transfer ketika berbahasa kedua akan besar
sekali apabila si pembelajar tidak terus-menerus diberikan stimulus bahasa
pertama. Secara teoritis ini memang tidak bisa dihilangkan karena bahasa
pertama sudah merupakan intake atau sudah dinuranikan dalam diri si pembelajar.
Namun, dengan pembiasaan-pembiasaan dan penerimaan stimulus terus-menerus
dalam bahasa kedua, hal itu bisa dikurangi.
3)
Teori kontranstif menyatakan bahwa keberhasilan belajar bahasa kedua
sedikit banyaknya ditentukan oleh keadaan linguistik bahasa yang telah dikuasai
oleh pembelajar sebelumnya (Klein, 1986:5). Berbahasa kedua alah proses
transferiasi. Maka, struktur bahasa yang sudah dikuasai banyak mempunyai
kesamaan dengan bahasa yang dipelajari, akan terjadilah semacam permudahan
dalam proses transferisasinya. Sebaliknya, jika struktur keduanya memiliki
perbedaan, maka akan terjadilah kesulitan bagi pembelajar untuk menguasi bahasa
keduanya itu.
2.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu. faktor
eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan.
a.
Faktor
lingkungan
Dulay (1985:14) menerangkan bahwa kualitas
lingkungan bahasa sangat penting bagi seseorang pembelajar untuk dapat berhasil
dalam mempelajari bahasa baru (bahasa kedua). Yang dimaksud dengan lingkungan
bahasa adalah segala hal yang didengar dan dilihat oleh pembelajaran sehubungan
bahasa kedua yang sedang dipelajari. Yang termasuk dalam lingkungan bahasa
adalah situasi di restoran atau di toko, percakapan dengan kawan-kawan, ketika
menonton televisi, saat membaca koran, dalam proses
belajar-mengajar di dalam kelas, dan sebagainya. Kualitas lingkungan bahasa ini
merupakan suatu yang penting bagi pembelajar untuk memperoleh keberhasilan
dalam mempelajari bahasa kedua membagi lingkungan bahasa atas lingkunagan formal
seperti di kelas dalam proses belajar-mengajar, dan bersifat artifisial dan lingkungan
informal atau natural/alamiah.
1.
Pengaruh Lingkungan Formal
Menurut Krasen (1983:40) dikutip oleh Roekhan pada Nurhadi dan (1990: 118)
menegaskan, bahwa lingkungan formal memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Fajariani: 2018). Roekhan Lingkungan formal adalah salah satu lingkungan dalam
belajar yang memfokuskan pada penguasaan kaidah-kaidah bahasa yang sedang
dipelajari secara sadar. Sehubungan dengan ini, Krashen (1983:36) menyatakan
bahawa lingkungan formal bahasa ini memiliki ciri atas:
1) Bersifat
artificial
2) Di dalamnya pembelajar bahasa diarahkan
untuk melakuakan aktifitas bahasa
yang menampilkan kaidah-kaidah bahasa yang telah dipelajarinya, dan
diberikannya balikan oleh guru dalam bentuk koreksi terhadaop kesalahan yang
dilakukan oleh pembelajar. Dan
3) Merupakan bagian dari keseluruhan
pengajaran bahasa di sekolah.
Menurut Ellis (1986:
217) mengatakan lingkungan formal dapat dilihat pengaruhnya pada dua aspek
dalam proses pembelajaran bahasa kedua, yaitu:
a). Pada urutan pemerolehan
bahasa kedua
b). Kecepatan
atau keberhasilan dalam menguasai bahasa kedua.
2.
Pengaruh Lingkungan Informal
Lingkungan informal bersifat alami atau natural,
tidak dibuat-buat yang termasuk lingkungan informal antara lain
bahasa yang digunakan kawan-kawan sebaya, bahasa pengasuh atau orang tua,
bahasa yang digunakan anggota kelompok etnis pembelajar, yang digunakan media
massa, bahasa para guru, baik di kelas maupun di luar kelas. Secara umum dapat
dikatakan lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa kedua
para pembelajar.
Menurut Baradja (1994:3-12)
terdapat enam faktor yang perlu diperhatikan secara cermat, yaitu (1)
tujuan,(2) pembelajar, (3) pengajar, (4) bahan, (5) metode, dan (6) faktor
lingkungan. Meski demikin, faktor tujuan, pembelajar, dan pengajar merupakan
tiga faktor utama dari ketiga faktor ini kemampuan B2 mengkonsentrasikan diri
pada hal-hal yang menyangkut pembelajar dan proses pembelajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemerolehan bahasa kedua adalah rentang bertahap yang
dimulai dari menguasai bahasa pertama (B1) ditambah sedikit mengetahui bahasa kedua
(B2), lalu penguasaan B2 meningkat secara bertahap, sampai akhirnya penguasaan
B2 sama baiknya dengan B1. Dan faktor faktor yang
mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua (internal dan eksternal) yaitu faktor
motivasi, faktor usia, faktor penyajian formal, faktor bahasa pertama dan
faktor lingungan yang dibagi menjadi pengaruh lingkungan formal dan pengaruh
lingkungan informal.
B.
Saran
Berdasarkan
hasil pembahasan dalam makalah diharapkan penyusunan makalah yang berkaitan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua (internal dan
eksternal) dapat membahas lebih mendalam lagi agar pembaca mendapatkan ilmu
pengetahuan yang lebih banyak lagi tentang psikolinguistik, khususnya faktor-faktor
yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua (internal dan eksternal).
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Languange Acquisition. New
York: Oxford University Press.
Fajariani, Nur Lailul. 2018. Pengaruh Lingkungan Bahasa Dalam
Pemerolehan Bahasa Kedua. Universitas
Jember.
Kholid A.Harras. 2009. Dasar-Dasar Psikolinguistik. Jakarta: UPI
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar