TENTANG SEORANG PENJAGA KUBUR
YANG MATI
Bumi tak pernah membeda-bedakan, seperti ibu yang baik.
Diterimanya kembali anak-anaknya yang terkucil dan
Membusuk, seperti halnya bangkai binatang,
Pada
suatu hari seorang raja, atau jenderal, atau pedagang,
atau klerek – sama saja. dan kalau hari ini si penjaga kubur, tak ada bedanya.
Ia
seorang tua yang rajin membersihkan rumputan,
Menyapu nisan, mengumpulkan bangkai bunga dan
Daunan; dan bumi pun akan menerimanya
Seperti ia
telah menerima seorang laknat, atau pendeta, atau
seorang yang acuh-tak-acuh kepada bumi, dirinya.
Toh akhirnya semua membusuk dan lenyap, yang mati tanpa
gendering,
Si penjaga kubur ini, pernah berpikir:
Apakah balasan bagi jasaku kepada bumi yang telah
kupelihara dengan baik;
Barangkali sebuah sorga atau
am punan bagi dusta-dusta masa mudanya.
Tapi sorga
belum pernah terkubur dalam tanah.
dan bumi tak pernah membeda-bedakan,
Tak pernah
mencinta atau membenci;
Bumi adalah pelukan yang
dingin,
Tak pernah menolak atau menanti,
Tak akan
pernah membuat janji dengan langit.
Lelaki tua yang rajin itu mati hari ini; sayang bahwa ia tak
bisa menjaga kuburnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar