TUGAS
KELOMPOK I
Tindak
Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik
Dosen
Pengampu : Rini Agustina, M.Pd.
Oleh
Anastasia
Atri
Widiyawati
Damai
Lestari
Eva
Sriyaningsih
Imuntella
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2018
Analisis
Film Pendek Ketika Jatuh Cinta
Pengertian
Tindak Tutur
Tindak tutur
merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya
ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam meghadapi situasi tertentu.
Dalam peristiwa tutur dilihat tujuan peristiwanya, tetapi dalam tindak
tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya.
Kalimat
tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin (1962: 100-102)
dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang berlangsung sekaligus, yaitu:
Tindak Tutur
lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau
tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Misalnya, “
ibu guru berkata kepada saya agar saya membantunya”. Searle menyebut tindak
tutur lokusi ini dengan istilah tindak bahasa preposisi karena tindak tutur ini
hanya berkaitan dengan makna.
Dialog yang menyatakan tindak tutur lokusi berada di
scene 3 :
Eva : “oh iya dek, kakak mau bilang semoga kamu tidak
tersinggung ya, kakak berdua melihat dandanan kamu terlalu menor dek, dan itu
tidak boleh. Kamu tau sendiri kan kita ini calon guru jadi penampilan kita
harus sopan dan sesantun mungkin. Ini peraturan dari prodi kita ya bukan dari
kakak-kakak.”
Kami memilih kutipan dialog diatas karena mengandung
tindak tutur kalimat bermakna dan dapat dipahami oleh objek.
Tindak tutur
ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan kalimat
performatif yang eksplisit. Tindak ilokusi ini biasanya berkenaan dengan
pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh menawarkan, dan menjanjikan.
Misalnya, ibu guru menyuruh saya agar segera berangkat”. Kalau tindak tutur
ilokusi hanya berkaitan dengan makna, maka makan tindak tutur ilkusi berkaitan
dengan nilai, yang dibawakan preposisinya.
Dialog yang menyatakan tindak tutur ilokusi berada di
scene 1 :
Mama :Mama tahu sebenarnya kamu gak mau dipindahkan ke
IKIP dan setelah mama pikirkan,mama akan ngasih kamu kesempatan sayang. Jadi
kamu boleh batalkan transfer kamu ke IKIP jika kamu harus merasa bahwa kamu tidak
suka disana. Tapi dengan syaratkamu harus mengikuti perkulihan di IKIP selama
satu minggu. Jika dalam satu minggu itu kamu merasa tidak betah maka kamu boleh
kembali lagi ke untan,mama akan urus semuannya. Anggap saja ini masa percobaan
(tersenyum).
Kami memilih kutipan diatas karena kalimat yang di
lontarkan tokoh mama memberikan kesempatan, menyuruh, menawarkan dan
menjanjikan sesuatu pada tokoh lainnya (Tasya)
Tindak tutur
perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan
dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain itu. Misalnya,”
dilarang membuang sampah di area ini”, maka pasien akan panik atau sedih.
Ucapan si dokter itu adalah tindak tutur perlokusi.
Dialaog yang menyatakan tindak tutur perlokusi
terdapat di scene 4 :
Imuntela : dek, abang mau tanya , kamu udah tau belom
peraturan kampus ini?
Kami megambil kutipan dialog diatas karena ada kata
(peraturan kampus ini) karena kalimat tersebut tindak tutur yang berkenaan
dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan prilaku non
lingustik dari orang lain.
KETIKA
JATUH CINTA
Sutradara
: Damai Lestari
Penulis
dialog : Atri widiyawati dan Eva Sriyaningsih
Editor
: Anastasya
Produser
: Imuntela
Penata
kamera :
Diyan Mardianto
Keterangan
pemain :
Pemeran utama : Anastasya
Orang tua pemeran utama
: Atri Widiyawati
Senior 1 : Eva
sriyaningsih
Senior 2 : Damai
Lestari
Ketua Himpunan : Imuntela
Scene
1
Ruang kamar. telepon
Anas berdering panggilan masuk dari Mama. Anas mengangkat telepon
Mama : Assallamualaikum, nak.
Anastasya
: (mengangkat telepon) Wa’allaikum
salam, Iya Ma. Ada apa Ma, kok udah telepon pagi-pagi.
Mama : kamu udah lama bangun sayang?
Anastasya : Barusan Ma
Mama : Ya udah habis ini kamu sholat
subuh dulu ya Sayang?
Anastasya : Iya Ma.
Mama : hari ini hari pertama kamu
kuliah di IKIP kan Sayang?
Anastasya : Iya Mama.
Mama : Mama tahu sebenarnya kamu gak
mau dipindahkan ke IKIP dan setelah Mama pikirkan, Mama akan ngasih kamu
kesempatan sayang . jadi kamu boleh batalkan transfer kamu ke IKIP jika kamu
merasa bahwa kamu tidak suka di sana. Tapi dengan syarat kamu harus mengikuti
perkuliahan di IKIP selama satu minggu. Jika dalam satu minggu itu kamu merasa
tidak betah maka kamu boleh kembali lagi ke Untan, Mama akan urus semuanya.
Anggap saja ini masa percobaan. (Tersenyum)
Anastasya : Iya Ma, makasih ya Ma (Tersenyum)
Mama : Sama-sama Sayang. ya udah
kalau gitu Mama tutup teleponnya ya Sayang, Assalamuallaikum.
Anastasya : Wa’allaikum salam Ma.
Scene 2
Mama : Anak itu ya. Tasya-Tasya.
(tersenyum lalu bangun dari tempat tidur)
Anastasya : (Menoleh kea rah laptop. Bangun
dari tempat tidur menuju kamar mandi lalu berwudhu lalu sholat)
Scene 3
Anastasya : (berlipstik dan tersenyum menghadap
cermin)
Anastasya : (Keluar dari rumah, menaiki motor
dan pergi ke kampus)
Anastasya : (Sampai diparkiran lalu
meninggalkan parkiran)
Anastasya : (Berjalan melewati lorong kampus
dan berpapasan dengan mahasiswa lainnya)
Damai : Eh liat anak baru itu,
dandanannya berlebihan,.
Eva :Iya berlebihan banget, kan gak boleh gitu
masa calon guru kayak gitu, harus kita kasih tau. (melihat kearah tokoh utama)
Anastasya : (Dompet jatuh)
Eva : (Mengambil dompet jatuh.
Jongkok, bangun lalu mengejar Tasya. Menepuk punggung Tasya)
Anastasya : (Balik badan)
Eva : Dek, dompetnya jatuh.
Anastasya : Oh iya Kak, makasih banyak ya Kak.
Eva : Sama-sama Dek. Prodi apa
Dek?
Anastasya : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Kak.
Eva : Oh iya Dek, kakak mau bilang,
Semoga kamu gak tersinggung ya, kakak berdua liat dandanan kamu terlalu menor
dek dan itu gak boleh Dek. Kamu tahu sendirikan kita ini calon guru jadi
penampilan kita harus sopan dan sesantun mungkin. Itu bukan buatan kakak-kakak
ya tapi itu udah peraturan kampus dek bahkan dari dulu-dulu jauh sebelum kita
kuliah di sini.
Anastasya : Oh iya maaf Kak saya gak tau Kak.
Eva : Iya Dek, semoga gak
tersinggung ya, kita sama-sama saling mengingatkan. Besok diperbaiki ya Dek.
(Tersenyum)
Anastasya : Baik Kak. Oh iyalah kak kalau gitu
saya mau pergi dulu ya Kak, ada urusan di bagian akademik.
Eva : Oke (tersenyum).
Damai : Eh itukan
Eva : Iya itu maba yang
kemarin. Kok dandannya masih kayak gitu, padahal udah kita bilang.
Damai : Tuh anak nyolot dan gak mau dengarin,
ya udah kita laporin aja sama ketua himpunan HMBSI. (kesal)
Eva : Iya setuju.
Scene 4
Imuntela : Anaknya yang mana ya?
Damai : Itu yang di belakang kamu.
Imuntela : (Menoleh) Ini anaknya?
Damai : Iya itu anaknya.
Imuntela : (Memanggil Tasya) Dek boleh
kesini sebentar Dek. (duduk di sebuah kursi)
Anastasya : Saya Kak? (menunjuk dirinya lalu
mendekat) ada apa kak? (duduk)
Imuntela : Gak, kak Cuma mau ngobrol. Dek,
kak mau tanya, Kamu udah tau belum peraturan kampus ini?
Anastasya : Belum kak
Imuntela : Ya udah kakak jelasin ya, jadi
kampus kita itu gak bolehin mahasiswanya berdandan yang berlebihan dan
menggunakan pakaian yang yang tidak sesuai. Jadi tadi kak gak sengaja lihat
adek, dan menurut kak, ini mohon maaf ya kak. Dandanan adek agak sedikit berlebihan.
Sebenarnya ini gak masalah bagi Abg secara pribadi. Tapi karena kakak ketua
himpunan Prodi pendidikan bahasa dan sastra indonesia maka mengingatkan Adek
dan warga prodi pendidikan Bahasa dan sastra indonesia adalah tugas kakak. Jadi
kakak harap besok adek dandanannya diperbaiki ya Dek.
Anastasya
: Oh iya Kak. Maaf ya Kak. Besok saya akan rubah
Imuntela
: Oke Dek. kak harap Adek gak tersinggung ya? (tersenyum)
Anastasya
: Makasih ya Kak udah ingatin.
Imuntela
: Sama-sama Dek. Yau udah kalau gitu kak pergi dulu ya. (pergi)
Anastasya
: Iya kak.
Scene
5
Ruang kamar
Anastasya : (meletakan tas dan Handphone di atas
kasur)
telepon
berbunyi, panggilan dari Mama.
Anastasya : (Mengangkat telepon) wa’allaikum salam
Ma. Iya lancar Ma. Aku kayaknya gak akan kembali Ma. Udah betah di IKIP.
(senyum dan ketawa). Iya Ma. Wa’allaikum salam (kembali senyum).
Scene 6
Hari
ke-3 kuliah
Anastasya : Kak, aku mau bilang makasih berkat
kalian aku jadi betah dan memilih untuk lanjut kuliah di IKIP.
Damai : Loh emangnya kenapa?
Anastasya : Jadi sebenarnya aku itu bukan maba
Kak. Aku mahasiswa transferan dari Untan.
Awalnya aku memang gak betah dan gak minat untuk ditransfer ke sini.
Tapi karena Mama aku memaksa aku terpaksa harus jalanin tantangan dia. Mama
bilang kalau aku udah lewatin satu minggu di IKIP dan aku gak betah, aku boleh
kembali lagi ke Untan. Awalnya aku berpikiran aku pasti gak akan betah. Namun
semenjak hari pertama ketemu Kakak berdua yang waktu itu ngingatin aku, aku
jadi tahu bahwa kalian peduli dan aku belum pernah bertemu orang seperti
kalian. Hari berikutnya ku sengaja ngulangin keslahan aku, karena aku mau lihat
apakah kalian masih peduli apa gak. Ternyata kalian masih tetap peduli. Aku
ingin temanan sama kalian.
Damai : Kenapa gak, iya kan Eva?
(tersenyum)
Scene 7
Naratif : Begitulah
ketika jatuh cinta, hal yang tadinya mustahil akan menjadi mungkin ketika kita
jatuh cinta. Maka jatuh cintalah dengan setiap hal yang ada dalam hidup kita.
Syukuri apa yang sudah menjadi takdir kita dan nikmati setiap perjalanannya.
Cinta membuat hidup lebih berarti dan bermakna.” Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar